musik

Jumat, Mei 14, 2010

FILSAFAT - dimensi ontologis wayang sebagai simbol kehidupan

0

Terdapat dua persoalan mendasar yang perlu diklarifikasi terkait dengan penelitian tentang filsafat wayang. Pertama, masalah filsafat wayang sebagai genetivus objektivus dan filsafat wayang sebagai genetivus subjektivus. Kedua, masalah yang masih bergayut dengan persoalan pertama, yaitu tentang objek material dan objek formal penelitian filsafat wayang. Tulisan ini dimaksudkan sebagai kajian filosofis yang masih berkisar pada filsafat wayang sebagai genetivus objektivus, artinya wayang sebagai objek material disoroti dari perspektif filsafat barat (sebagai objek formal).
Objek material penelitian filsafat wayang adalah “pergelaran wayang” sesuai “pakem” yang berlaku dalam “garap pekeliran” yang optimal. Elemenelemen dalam pergelaran wayang: peralatan, karawitan, cerita, pelaku (dalang, pangrawit, pesinden), dan penonton, dipandang sebagai “Simbol kehidupan” atau “wewanyangane ngaurip”. Kajian tentang simbol dan filsafat hidup akan dijelaskan pada uraian berikutnya. Sesuai dengan objek material, yakni sebagai simbol, maka objek formal atau metode yang dipakai adalah fenomenologi hermeneutik; sebuah metode yang mensintesiskan antara metode fenomenologi dengan hermeneutika (interpretasi). Menurut Paul Ricoeur (1976: 18), bahasa simbol hanya dapat ditangkap dan dipahami maknanya (hakikat, esensi) melalui pendekatan hermeneutika (interpretasi). Tugas filsafat adalah membangun makna simbol melalui interpretasi kreatif. Ricoeur menyebut hal itu sebagai deduksi transendental simbol-simbol, yang terdiri dari pembenaran suatu pengertian dengan menunjukkan bahwa pengertian itu dapat membentuk objek-objek.
download pdf

No Response to "FILSAFAT - dimensi ontologis wayang sebagai simbol kehidupan"

Posting Komentar